Setiap orang pasti punya yang namanya “Rasa Cinta”. Mereka
mengatur semuanya dengan cara mereka yang terkesan unik. Ada yang menyimpan
cintanya dengan rapih, ada yang terkesan salah gaul, misalnya aja dia
obral-obral cintanya gitu. Woy, ini cinta woy. Bukan barang dagangan *krik*,
ada juga yang memainkannya tanpa hati *ini kelewatan* *puter balik, gih, mas*,
ada juga yang menjaganya hati-hati. Hasek! *lagi bener nih*.
Beda kepala, beda caranya. Gini, nih. Orang, kalau udah
punya rasa cinta itu, cenderung mengungkapkannya, entah itu dengan
terang-terangan, dengan kode-kode kecil *pramuka kali, ah*, dengan
sindir-sindiran, ledek-ledekan, maupun kata-kataan, misalnya aja: Eh, ay (ayam
maksudnya), ataupun gini: lagi apa beb? (bebek maksudnya). tapi nggak sedikit
juga yang memakai cara dengan memendamnya, dengan menahannya *kayak orang puasa
aja, gitu*, ataupun hanya diam *diam-diam nangis/mewek/nyesek sendiri*
*pukpukpuk*.
Cinta; keunikan yang ada didalamnya. Aku; si pemeran
utamanya. Dia; si pelengkap *pelengkap hidup maksudnya* *ciaciacia* Dalam cinta
terlalu banyak hal yang tidak logis. Hanya karena cinta, seseorang bisa
melakukan hal-hal di luar akal sehatnya, karena cinta, setiap orang bisa
merubah kebiasaannya dan hanya karena cinta, setiap orang bisa merubah
pandangan hidupnya menuju masa depan *haseeekk*
Dulu, waktu gue masih kelas 1 SMK, FYI aja sih, gue ini anak
SMK dan gue bangga (Sekarang sih,
baru kelas 2 *nggak ada yang nanya*). Gue sekolah di salah satu SMK Negeri
dibilangan Jakarta Barat. Jurusan gue Akuntansi. Walaupun gue nggak pernah ada
keinginan untuk jadi seorang akuntan. Cita-cita gue Cuma satu, jadi yang gue
mau. Intinya, sih SKAHA (Sesuka Hati, tjooy). Apa yang lo mau? Yang gue mau banyak. Iya, apa aja? Nggak usah disebutin, nanti yang baca pada gumoh.
*Kok jadi ngawur gini?* Oke, balik ke cerita gue....
Dulu waktu gue masih kelas 1, gue sama temen-temen, emang punya temen? *halaaaah..
berisik* pernah buat catatan kecil gitu,
sih. Banyak lah, kita tulis apa yang sedang kita rasakan dan apa yang memang
ada dipikiran kita tentang cinta, pastinya.
Terus, sekarang mau
ngapain? Ya mau gue share lah...
Kalau garing? atau
nggak jelas? atau aneh atau nggak menarik? Ya, soal ‘judge’ sih belakangan
aja deh. Toh, gue nulis bukan buat di baca sama orang yang nggak suka. Nggak
suka? Tinggalin aja blog gue, gue nggak pernah memaksa orang buat suka blog
gue, kok.
Sip, lanjutkan.
Oke...
1.
“Cinta takan sempurna tanpa rasa, cinta tak
indah tanpa perbedaan, cinta tak mudah tanpa kepercayaan dan cinta tak lengkap
tanpa kecemburuan. Oh iya, satu lagi, cinta nggak akan enak kalau nggak pake
sambel.” Gue tahu nih siapa yang buat. Absurd banget lagian.. Siapa lagi kalau bukan gue? (DR! - @dewirahma1306) *promote*
*senyum sinis*
2.
Kalau cinta ya bilang, kalau sayang juga bilang.
Karena mencintai tanpa dicintai itu menyakitkan! *pake emot gini :/* *hahaahh* Kalau yang ini? Ini sih, temen gue yang
agak berle gitu, alias alay. Namanya Laras (LD - @laras_wie)
3.
Jika kita berani memutuskan untuk menyukainya,
maka harus berani pula untuk tersakiti karenanya. Ini keren, nih. Punya siapa? Ini punya Mprit, eh Fitri maksudnya.
(FE - @champies_young)
4.
Seandainya aku bisa membaca pikiranmu, aku bisa
tahu harus lanjut menyukaimu atau berhenti menyukaimu. Asik, kalau yang ini? Yang ini punya Aci. Namanya Asti tapi sering
dipanggil Aci di sekolah. (AR - @AstiRisviana)
5.
Gapapa deh kalau misalnya kamu punya prinsip
“seneng sama pacar, susah sama sahabat”. Tapi jangan salahkan aku kalau aku
terus berharap agar kamu selalu susah. Kampret!
Ini jleb banget. Punya siapa? Nih, kenalin Chaerunnisa. Sering dipanggil
anis. (@aniscn)
Aslinya sih, banyak banget yang kita tulis dibuku. Tapi,
berhubung jari-jari gue sudah meronta-ronta minta udahan dan mata yang nggak
bisa di ajak asik lagi, yaudah sampai di sini aja dulu. Esok kita sambung lagi.
Masih dengan gue yang setia menunggu dia. Lah (?)
Bonus..........
Aku teringat padamu saat ada seseorang yang mempunyai nama
yang sama sepertimu. Tapi, apa kamu mengingatku saat ada orang lain yang
mempunyai nama yang sama sepertiku muncul di kehidupanmu? – (Fitri Ekawati)
Karena daku hanya orang biasa yang mencintai pangeran
menawan seperti anda. – (Dewi Rahmaningrum)
Kurang jahat apa coba, di quotes gua ada "kampret"-nya. oke, kita putus.
ReplyDeletebtw follback dong
Heheh :D jangan gitu dong.. udah di follback kan?
Delete