Friday, September 12, 2014

Tulisan Ringan !!!

Setiap orang pasti punya yang namanya “Rasa Cinta”. Mereka mengatur semuanya dengan cara mereka yang terkesan unik. Ada yang menyimpan cintanya dengan rapih, ada yang terkesan salah gaul, misalnya aja dia obral-obral cintanya gitu. Woy, ini cinta woy. Bukan barang dagangan *krik*, ada juga yang memainkannya tanpa hati *ini kelewatan* *puter balik, gih, mas*, ada juga yang menjaganya hati-hati. Hasek! *lagi bener nih*.

Beda kepala, beda caranya. Gini, nih. Orang, kalau udah punya rasa cinta itu, cenderung mengungkapkannya, entah itu dengan terang-terangan, dengan kode-kode kecil *pramuka kali, ah*, dengan sindir-sindiran, ledek-ledekan, maupun kata-kataan, misalnya aja: Eh, ay (ayam maksudnya), ataupun gini: lagi apa beb? (bebek maksudnya). tapi nggak sedikit juga yang memakai cara dengan memendamnya, dengan menahannya *kayak orang puasa aja, gitu*, ataupun hanya diam *diam-diam nangis/mewek/nyesek sendiri* *pukpukpuk*.

Cinta; keunikan yang ada didalamnya. Aku; si pemeran utamanya. Dia; si pelengkap *pelengkap hidup maksudnya* *ciaciacia* Dalam cinta terlalu banyak hal yang tidak logis. Hanya karena cinta, seseorang bisa melakukan hal-hal di luar akal sehatnya, karena cinta, setiap orang bisa merubah kebiasaannya dan hanya karena cinta, setiap orang bisa merubah pandangan hidupnya menuju masa depan *haseeekk*

Dulu, waktu gue masih kelas 1 SMK, FYI aja sih, gue ini anak SMK dan gue bangga (Sekarang sih, baru kelas 2 *nggak ada yang nanya*). Gue sekolah di salah satu SMK Negeri dibilangan Jakarta Barat. Jurusan gue Akuntansi. Walaupun gue nggak pernah ada keinginan untuk jadi seorang akuntan. Cita-cita gue Cuma satu, jadi yang gue mau. Intinya, sih SKAHA (Sesuka Hati, tjooy). Apa yang lo mau? Yang gue mau banyak. Iya, apa aja? Nggak usah disebutin, nanti yang baca pada gumoh. *Kok jadi ngawur gini?* Oke, balik ke cerita gue....

Dulu waktu gue masih kelas 1, gue sama temen-temen, emang punya temen? *halaaaah.. berisik*  pernah buat catatan kecil gitu, sih. Banyak lah, kita tulis apa yang sedang kita rasakan dan apa yang memang ada dipikiran kita tentang cinta, pastinya.

Terus, sekarang mau ngapain? Ya mau gue share lah...

Kalau garing? atau nggak jelas? atau aneh atau nggak menarik? Ya, soal ‘judge’ sih belakangan aja deh. Toh, gue nulis bukan buat di baca sama orang yang nggak suka. Nggak suka? Tinggalin aja blog gue, gue nggak pernah memaksa orang buat suka blog gue, kok.

Sip, lanjutkan. Oke...

1.       “Cinta takan sempurna tanpa rasa, cinta tak indah tanpa perbedaan, cinta tak mudah tanpa kepercayaan dan cinta tak lengkap tanpa kecemburuan. Oh iya, satu lagi, cinta nggak akan enak kalau nggak pake sambel.” Gue tahu nih siapa yang buat. Absurd banget lagian.. Siapa lagi kalau bukan gue? (DR! - @dewirahma1306) *promote* *senyum sinis*

2.       Kalau cinta ya bilang, kalau sayang juga bilang. Karena mencintai tanpa dicintai itu menyakitkan! *pake emot gini :/* *hahaahh* Kalau yang ini? Ini sih, temen gue yang agak berle gitu, alias alay. Namanya Laras (LD - @laras_wie)

3.       Jika kita berani memutuskan untuk menyukainya, maka harus berani pula untuk tersakiti karenanya. Ini keren, nih. Punya siapa? Ini punya Mprit, eh Fitri maksudnya. (FE - @champies_young)

4.       Seandainya aku bisa membaca pikiranmu, aku bisa tahu harus lanjut menyukaimu atau berhenti menyukaimu. Asik, kalau yang ini? Yang ini punya Aci. Namanya Asti tapi sering dipanggil Aci di sekolah. (AR - @AstiRisviana)

5.       Gapapa deh kalau misalnya kamu punya prinsip “seneng sama pacar, susah sama sahabat”. Tapi jangan salahkan aku kalau aku terus berharap agar kamu selalu susah. Kampret! Ini jleb banget. Punya siapa? Nih, kenalin Chaerunnisa. Sering dipanggil anis. (@aniscn)

Aslinya sih, banyak banget yang kita tulis dibuku. Tapi, berhubung jari-jari gue sudah meronta-ronta minta udahan dan mata yang nggak bisa di ajak asik lagi, yaudah sampai di sini aja dulu. Esok kita sambung lagi. Masih dengan gue yang setia menunggu dia. Lah (?)






Bonus..........


Aku teringat padamu saat ada seseorang yang mempunyai nama yang sama sepertimu. Tapi, apa kamu mengingatku saat ada orang lain yang mempunyai nama yang sama sepertiku muncul di kehidupanmu? – (Fitri Ekawati)


Karena daku hanya orang biasa yang mencintai pangeran menawan seperti anda. – (Dewi Rahmaningrum)

Hai!

Seperti pretitle di atas, aku mau nulis, basing (red: terserah), suka-suka aku. Setelah kurang lebih tiga tahun dari tulisan terakhir yang a...